HERU SUBROTO, S.Pd. : Jika Harus Terpakasa Mondar Mandir-Sang Pujangga tetap tapaki Takdir, tuhan benar dengan janji-Nya

Minggu, 22 Mei 2011

Dua Tanda Hati 2

Luluh lantah, badab nyaris bergetah tersandung niat yang tak mampu terwujud. Apa yang membuatku seperti ini sih?
Sebenarnya dalam keseharianku, aku adalah sosok lelaki sumringah, jenaka walaupun agak keras kepala. Tetapi menghadapi sosok yang di dekatku ini, tak secuil nyalipun aku tumpahkan walau hanya sekedar menengok. Kok jadi gini bloonku....kaya'nya aku tidak bernyawa. Apalagi aku slalu pake gamis putih mirip ustadz yang beken di tv tv itu. Aku jadi tertunduk. Mana pongahku, kelucuanku, mana pula keras kepalaku, bisikku dalam hati...
Aku jadi ingat tulisan dari sebuah blog : 
Bagi seorang muslim, hidup adalah ibadah, setiap detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT. Apa yang kita perbuat dengan diniatkan lillahita’ala, maka perbuatan kita itu sudah dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di jalan, kalau kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT, maka sudah bernilai ibadah. Selanjutnya dikataknnya pula :
        ....banyak orang terkejut karena menyadari usianya sudah tidak muda lagi. Mereka melihat teman-temannya yang semula bersama-sama sekolah di SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang terlambat, mengapa waktu yang telah disediakan Allah selama ini tidak dipergunakan semaksimal mungkin untuk bekerja keras dan beramal / ibadah. Akan tetapi lebih buruk lagi jika orang yang sudah penuh penyesalan tadi tidak segera memperbaiki diri, malah karena sudah merasa terlanjur sehingga waktu yang tersisa justeru semakin disia-siakan.
Oleh karena itu Rasulullah SAW telah mengajarkan doa kepada umatnya, yaitu doa di saat menyongsong kehidupan, tiap-tiap pagi. Dengan demikian kita akan selalu optimis dalam menyongsong kehidupan waktu-waktu yang akan datang. Doa yang diajarkan beliau yaitu:
(artinya):
Ya Allah yang menciptakan semua langit dan bumi, dan mengetahui apa-apa yang tersembunyi dan apa-apa yang nyata, Tuhan segala sesuatu serta yang memilikinya; aku menyaksikan tiada Tuhan selain Dia, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari kejahatan setan serta sekutunya.
Aku merenung dengan kalimat itu, apa hubungannya dengan nasihat itu, mengapa pula kalimat itu yang muncul dibenakku...Entahlah
(bersambung)
 


 

Tidak ada komentar:

Entri Populer