Luluh lantah, badab nyaris bergetah tersandung niat yang tak mampu terwujud. Apa yang membuatku seperti ini sih?
Sebenarnya dalam keseharianku, aku adalah sosok lelaki sumringah, jenaka walaupun agak keras kepala. Tetapi menghadapi sosok yang di dekatku ini, tak secuil nyalipun aku tumpahkan walau hanya sekedar menengok. Kok jadi gini bloonku....kaya'nya aku tidak bernyawa. Apalagi aku slalu pake gamis putih mirip ustadz yang beken di tv tv itu. Aku jadi tertunduk. Mana pongahku, kelucuanku, mana pula keras kepalaku, bisikku dalam hati...
Aku jadi ingat tulisan dari sebuah blog :
Bagi seorang muslim, hidup adalah ibadah,
setiap detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT. Apa yang
kita perbuat dengan diniatkan lillahita’ala, maka perbuatan kita itu sudah
dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di jalan, kalau
kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT, maka sudah bernilai
ibadah. Selanjutnya dikataknnya pula :
....banyak orang terkejut karena menyadari usianya
sudah tidak muda lagi. Mereka melihat teman-temannya yang semula bersama-sama
sekolah di SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat memanfaatkan waktu
dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang terlambat, mengapa waktu
yang telah disediakan Allah selama ini tidak dipergunakan semaksimal mungkin
untuk bekerja keras dan beramal / ibadah. Akan tetapi lebih buruk lagi jika
orang yang sudah penuh penyesalan tadi tidak segera memperbaiki diri, malah
karena sudah merasa terlanjur sehingga waktu yang tersisa justeru semakin
disia-siakan.
Oleh
karena itu Rasulullah SAW telah mengajarkan doa kepada umatnya, yaitu doa di
saat menyongsong kehidupan, tiap-tiap pagi. Dengan demikian kita akan selalu
optimis dalam menyongsong kehidupan waktu-waktu yang akan datang. Doa yang
diajarkan beliau yaitu:
(artinya):
Ya
Allah yang menciptakan semua langit dan bumi, dan mengetahui apa-apa yang
tersembunyi dan apa-apa yang nyata, Tuhan segala sesuatu serta yang
memilikinya; aku menyaksikan tiada Tuhan selain Dia, aku memohon perlindungan
kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari kejahatan setan serta
sekutunya.
Aku merenung dengan kalimat itu, apa hubungannya dengan nasihat itu, mengapa pula kalimat itu yang muncul dibenakku...Entahlah
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar