HERU SUBROTO, S.Pd. : Jika Harus Terpakasa Mondar Mandir-Sang Pujangga tetap tapaki Takdir, tuhan benar dengan janji-Nya

Minggu, 17 April 2011

Dua Tanda Hati1

Ada sebuah kalimat yang muncul di hatinya 'aku di mana dan untuk apa?' dan seterusnya,... 
... ada apa di balik bias bibir ranum yang memerah itu? Tapi itu kata para tetangganya. 
Benarkah? Entahlah karena aku adalah tetangganya pula. Tetangga yang sering membuka jendela pelan-pelan hanya untuk melihat jagoanku, maksudku, gadisku berlenggak-lenggok dengan balutan jilbabnya yang selalu nampak lembut karena paduan warna yang tepat. Aku jadi senat senut, apakah jilbabnya itu bagian dari tabir pribadinya yang selalu ditutupi? Ataukah karena dia itu perempuan yang kelewatan alimnya,...tetapi bagaimana dengan aku sendiri? bukankah aku senang memakai baju/gamis ala arab? hmmmm....(kok aku jadi salah terus ya?)
Aku tersadar ketika ada sebuah tepukan halus di pundakku. Tanpa bergerak aku fokus pada harum yang sangat menyengat, (maksudku harum itu membuat aku seperti di bawa ke puncak taman firdaus). Wow....
Tetapi mengapa aku jadi berdesir seperti ini, kan aku tidak melihat sosok pemilik aroma harum itu? Yang jelas, aku tidak mampu menggerakkan badan apalagi sekarang ini yang terasa adalah gerakan halus bergerak ke sampingku, dia bergerak di samping kanan. Aku ingin menoleh ke arahnya tapi nggak bisa....(bersambung)

Tidak ada komentar:

Entri Populer